Selamat Datang di Web:

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
BULULAWANG-MALANG-JAWA TIMUR

Saturday, 25 February 2017

Pelatihan nulis di website.

Pimpinan IPNU-IPPNU kec. Bululawang serius dan fokus untuk menempa diri menjadi kader emas. Inovatif dan kreatifitas adalah tantangan yang harus dimiliki. Cerdas dan sadar media salah satu tuntutan sesuai perkembangan informasi saat..

Bermula dengan pembuatan web resmi. IPNU IPPNU bululawang mulai membuat produk media online. Hal ini dibuat sebagai wadah untuk kreatifitas kader.

Keseriusan ini dimulai dengan pelatihan jurnalistik yang diadakan 26/2 di Aula Balaidesa Bululawang. Pelatihan ini dibimbing langsung oleh jurnalis senior Yatimul Ainun (chief Timesindonesia.com).

Selanjutnya Kader-kader tersebut yang telah serius dididik akan diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk pembinaan jurnalis. Media yang telah disiapkan oleh Pimpinan Ancab IPNU IPPNU Bululawang ini sebagai fasilitas untuk mading online siswa tersebut. Sambutan ketua IPNU WILDAN.


Friday, 24 February 2017

Rapat pembuatan web ipnu

Saturday, 30 July 2016

Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Bululawang Masa Khidmat 2016-2018

Sabtu 30/7 momentum halal bi halal warga NU se kecamatan bululawang diselengi dengan pelantikan Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU kec. bululawang kabupaten malang. pimpinan tersebut baru terpilih pada konferensi Pac pada 18 juni bulan kemarin yg dilaksanakan di PP Irsyadut Tholibin sengrong bululawang.
Halal bi halal adalah agenda besar rutinan tiap tahun yang diselengarakan di Aula Pertemuan PG krebet Baru. PAC IPNU -IPPNU mengoptimalkan agenda tersebut untuk mengenalkan pimpinan baru masa khidmat 2016 - 2018 ke masyarakat bululawang. halal bi halal ini tidak hanya dihadiri oleh MWC NU dan banom-banomnya antara lain: muslimat, fatayat nu, Anshor, Pergunu dan LP. Maarif, akan tetapi melibatkan steak holder kecamatan bululawang beserta semua instansi khususnya lembaga pendidikan se wilayah kecamatan bululawang.
pada momen yang mulia halal bi halal ini diharapakan menjadi forum silaturrahmi antar banom banom NU. silaturahmi ini juga semoga lebih meningkatkan keberlangsungan dan keaktifan banom banom tersebut dalam perjuangan li i'lalikalimatillah ala manhaj ahlus sunnah waljamaah an nahdliyah. dan juga lebih mensinergikan program progaram kerja serta memfokuskan dalam masalah tindakan prefentif dari rong rongan akidah yang bukan ahlisunnah waljamaah, sambutan panitia dr MWC NU bpk Hasan Bashori.
rois syuryah KH. Syamsul Maarif juga memberikan wawasan keorganisasian dalam acara tersebut. kata kata beliau yang menggugah semangat antara lain,; kuantitas NU yang selama ini besar tidak akan benar yang diprediksikan rival NU. yaitu tidak akan kekurangan kader. untuk itu sebelum menjadikan organisasi ini menarik sebaiknya dahului dulu dengan menjadi pribadi yang menarik. sehingga orang lain mudah terpikat tentunya seperti yang diajarkan Rosululloh dengan Akhlak yang baik dan berpengetuhuan yang luhur.
halal bi halal tersebut dilengkapi juga dengan acara pelepasan calon jamaah haji. calon tamu Alloh SWT yang akan menjalankan rukun islam yang ke lima ini didoakan oleh alim ulama dan para hadirin semua. harapan besar sebagai cita cita adalah menjadi haji yang mabrur.
Acara inti yang ditunggu-tunggu ialah mauidzoh hasanah oleh Gus Ipul yang juga sebagai ketua Pengurus Besar Nu. Sambil menunggu bapak Wagub Jatim sekaligus idola masyarakat malang raya ini tiba, dilaksanakan dahulu dengan laporan kegitan MWC NU selama setahun. pada pemaparan program kerja yang telah dilaksanakan di sampikan oleh ketua Mwc nu H. Ahmad.
Acara demi acara berjalan khidmat. dan berakhir pada pukul 13.30 wib. dan semoga PIMPINAN yang telah dilantik dapat menuruskan perjuangan dan cita cita pendiri NU. dan semoga selalu dapat pertolongan Allah dalam setiap langkahnya.

Tuesday, 26 July 2016

Peramajaan Umur untuk IPNU IPPNU

Pimpinan mulai dari PP sampai dengan PR ada peremajaan umur. Inilah vigur pimpinan pimpan yang akan siap belajar. Berjuang dan bertaqwa.

Sunday, 18 January 2015

Peringatan Haul apakah tradisi Islam?

         
Ba'do Mulud orang jawa bilang, bulan ini sering kita jumpai Haul Sulthonul Auliya' Syekh Abdul Qodir Al-Jilani, RA, dan atau sering kita menjumpai  peringatan khaul di Pondok Pondok pesantren, sebagai orang NU bagaimana supaya kita tahu dalil-dalil untuk hal tersebut.
           Kata “haul” berasal dari kata bahasa Arab, artinya setahun. Peringatan haul berarti peringatan gena satu tahun. Peringatan ini bagi keluarga siapa saj, tidak terbatas pada orang orang NU saja tetapi bagi orang orang NU haul terasa lebih agamis ketimbang orang jawa yang menyelenggarakannya. Gema haul akan terasa dahsyat jika yang meninggal itu seorang tokoh kharisatik, Ulama besar, Pendiri Pesantren, Dst.
Selama ini, sering kita dengar haul yang di selenggarakan di Banten, Serang, jakarta, Bandung, Cirebon, tegal , Pekalongan, Smarang, Jokjakarta, Solo , Surabaya, Banyuwangi, Samarinda, banjarmasin, Manado, Aceh, bahkan di Papua. Inti acaranya adalah ziarah kubrrangkaian caranya dapat bervariasi; adapengajian, Tahlil Akbar, mujahadah, musyawarah, halaqah dsb. Yang hadir akan sangat di pengaruhi oeh besar kecil tingkat ketokohannya kalau tingkat nasional, tentu lebih banyak yang hadir ketimbang tingkat bawhnya. Sangat bisa dipastikan ribun orang yang hadir itu 99% dari warga NU dari tingkat Akar rumput sampai kyai dan Ulama. Kalaulah ada “warga lain”, mungkin sifatnya Undangan, atau mereka yang simpati dengan acara haul. Dari  sini dapat diketahui bahwa “ Ikatan batin” sebenarny telah menorong mereka untuk berpayah payah hadir.
Dengan kehadiran warga yang ribuan itulah para penyelenggara memandang perlu diadakan sebagai majelis santapan ruhani. Boleh jadi mereka berbalik : yang terpenting adalah mendengarkan mau’izah hasanah diacara pengajian itu ketimbang ziarah ke makam yang bersangkutan toh disana ( dalam pengajian itu ) ada petuah dan nasehat misallnya tentang mati… dst. Peringatan ini di dasarkan pada hadist nabi, pertama:
Rasulullah berziarah kemakam para syuhada (oran orang yang mati Syahid) dalam perang Uhud dan makam keluara Baqi’ ; di mengucapkan salam dan mendoakan mereka atas amal amal yang mereka kerjakan. (HR Muslim, Ahmad Dan Ibnu Majah).( Hujjah Ahlussunnah wal Jama’ah, Juz I, hlm. 37)
                                                                                            
 Dalil kedua dan ketiga
Al-Waqidi berkata Rasulullah mengunjungi makam para pahlawan uhuda setiap setahun. Jika telah sampai di Syiib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap assalamualaikum bima shobartum fani’ma uqba ad-dar ( semoga kalian selalu mendapatkan kesejahteran dan kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh, akhirat merupakan tempat yang paling nikmat). Abu Bakrm Umar, dan Utsman juga melakukan hal yang serupa.(Nahj al-Balaghah, hlm. 394-396) Sampai redaksi… dalam manakib sayyid ash-syuhada’ hamzah bin Abi thalib yang ditulis Sayyid ja’far al-Barzanjy, ia berkata: rasulullah mengunjungi makam syuhada’ uhud pada setiap awal tahun. (al-Kawakib al-Durriyah, Juz I hlm. 32)


Dalil kempat :

Memperingati hari wafat para wali dan para ulama termasuk amal tidak dilarang agama. Karena peringatran itu biasanya mengandung sedikit tiga hal: ziarah kubur, sedekah makanan dan minuman, dan keduanya tidak dilarang agama. Sedang unsur ketiga ada acara baca al-Quran dan nasihat keagamman. Kadang di tuturkan manakib (biografi) orang yang telah meninggal. Cara ini baik untuk mendorong orang lain agar mngikuti jalan terpuji yang tlah dilakukan si mayit, sebagai mana telah di sebutkan dalam kitab fatawa al-Kubro, juz II Ibnu Hajar, yang teksnya sebagai berikut : Ungkapan terperinci dalam al_ubab adalah haram meratapi mayit sambil menangis seperti diceritaan dalam kitab al-Adzkardan di pedomani dalam majmu’ al-Asnawi membenarkan cerita ini … samapi perkataan… kecuali euturan biografi orang lain yang warai yang sholeh guna mendorong irang mengkuti jalannya dan berbaik samgka dengannya. Juga agar orang langsung berbuat taat,melakukan kebaikan seperti jalan yang dilalui Almarhum inilah sebabnya beberapa sahabat dan Ulama melakukan hal ini sekian kurun waktu tan pa ada yang mengingkarinya.(al-Fatawa al-Kubra, Juz II, hlm. 18: Ahkam al-Fuqaha’, Juz III/41-42)

Membaca Sayyidina Sebelum Muhammad Wajib bagi orang NU bukan Bid'ah

Orang orang NU suka sekali membaca Shalawat Nabi ditamba dengan kata “sayyidina”(tuanku) sebelum kata “Muhammad”. Saking fanatiknya, merekapun selalu memperhatikan setiap khotib atau penceramah ketika mengawali khotbah atau ceramahnya. Kala membaca sholawatnya kok tidak ditambah dengan kata “Sayyidina Muhammadin”, tegas mereka menganggap khotib atau penceramah tadi sebagagai Laisa minnna (bukan warga NU).
Ada guyonan yang beredar dikalangan oran orang NU : Ahh, pelit banget sih tak mau menambah kata “Sayyidina”, wong pak bupati dan pak camat saja ditambah dengan “yang terhormat”, pak kyai dengan “Almukarram” kok kepada Nabi kita yang amat mulia  kok njangkar...”
 Mengenai fanatikme orang orang NU dalam masalah ini berdasar pada dalil, pertama :
Syaikh Asnawi mengatakan : sungguh telah popular ditambahklanya” Sayyidina” sebelum kata “Muhammad” bagi setiap orang yang sholat. Dan ini merupakan pendapat yang paling utama. Ada riwayat dari Ibnu Abdus Salam terpapar dalam bab sopan santun “dimana telah dibakukan sesungguhnya sopan santun itu termasuk mengikuti serta menguatkan kasus yang berkenaan dengan Abu bakr pada waktu Rasulullah (Imam Sholat), tetapi Abu bakr Enggan bakan Abu bakr menjawab : tak pantas bagi seorang anak ibnu kuhafah ( nama Panggilan Abu Bakr) berada di depan Rasulullah demikian pula pada kasus Ali ketika disuruh menghapus kata “Nabi Muhammad” dari lembar perjanjian shulukh Al-hudaibiyah, yaitu setelah nabi memerintahnya untuk menghapus kalimat tersebut Ali menjawab: Saya tidak akan menghapus kalimat itu selamanya berdasarkan dua kasus diatas nyatalah bahwa tindakan “menolak” samahalnya tunduk atas perintah dengan menghargai dan “bersopan santun atas pimpinannya (Nail al-Authar, juz II, hlm 326)
Dalil kedua
yang paling  utama adalah menambah kata kata “ sayyidina” karena terkait dengan etika sopan santun. Berbeda bagi mereka yang berpendapat meninggalkan kata “sayyidina” lebih baik berdasarkan atas tekstual hadist semata pendapat yang kuat ialah pendapat pertama (memakai “Sayyidina”). Sedang bunyi hadist : laa tusawwidunii fii sholaatikum menggunakan huruf wau bukan dengan ya’ itu tidak ada (hasyiyah bajuty, juz I h;am 156 ; lihat juga Sirajuddin abbas , 40 masalah agama juz II hlm 125 )
Dalil ketiga :
 Menambah kata kata "sayyidina" sebelum kata "Muhammad" itu boleh sedang hadist laa "tusayyidunii fii ash-sholah" itu termasuk hadist dhoif. Bahkan tidak di ketahui asal usulnya. (al-minhaj al-qawim, hlm 51 ; Qalyuby, juz I hlm 167; muhibbah juz II hlm 262; sulaiman Qurdy, hamisyi juz I hal 174; lanat at-Thalibin juz I hlm 172)

Memutar Tasbih Apakah Bid'ah?

Kata “Tasbih” asalnya bahasa arab yang berarti mensucikan (Allah). Kata ini, di Indonesia, memiliki pengertian berbeda, yakni untaian dari biji-bijian yang sangat bervariasi bentuk dan ragamnya yang dinamakan Tasbih. Jumlah untaianpun beragam: adayang isisnya 11, ada yang 33, ada yang umum 99. Manfaat Tasbih ini ialah untuk memudahkan kita menghutung jumlah dzikir, wirid, atau yang lainnya. Sebab dalam islam ada beberapa wirid atau bacaan yang sering  harus kita ulang. Misalnya membaca wirid tertentu dalam jumlah 10 kali,33 kali, 40 kali, 70 kali,100, 200, 300, 700, atau 1000. Bahkan, ada yang memang Tasbih hanya sekedar  alat “pengingat” semata. Seorang akan mudah teringat Allah bila jiri-jarinya ada Tasbih. Seseorang juga akan lebih mudah menggerakkan bibir atau hainya untuk membaca kalimat thayibah atau shalawat nabi. Barang kali kaum sufi yang lebih senang dengan yang bernama Tasbih ini.
Dalil tentang tasbih ini diantaranya:
Dalil pertama:
Sebuah hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Syaibah, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, dan Hakim dari Ibnu Amr yang mengatakan: Saya melihat Rasululluah memutar Tasbih di tangannya.(Lihat al-Hawi li al-Fatawa, juzii, hlm.2)

Dalil kedua :
Hadist diriwayatkan oleh Ibnu Syaibah, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim,dari Busairah (seorang wanita yang ikut hijrah) bahwa Rasulullah bersabda: Hendaknya kalian membaca Tasbih, Tahlil, Taqdis, dan seyogianya janagan sampai lengah sehingga lupa esensi tauhid. Oleh karena itu, ikatlah jari tangan kalian dengan  Tasbih karena ia akan mintai kesaksian kesaksiannya di hari kiamat.(Ibid)  .

Dalil ketiga:

Sebagian Ulama mengatakan: Menghitung tasbih dengan menggerakkan jari-jari itu sebaik-baik Tasbih, berdasarkan pada hadist Ibnu Umar. Dikatakan pula, kalau khawatir salah menghitung jumlah (wirit atau dzikir dan sejenisnya ) pakailah tasbih karena bacaan pertama akan menjadi hitungan yang berikutnya, bahkan dijadikan patokan atau ukuran selanjutnya. Abu Hurairah bahkan mempunyai jahitanterdiri 1000 titik. Ia tidak tidur sebelum membaca Tasbih 12,000 kali.Demikian diceritakan oleh Ikrimah.(Ibid., hl;m.3) 

Khotaman Alqur’an Biljama’ah



اِقْرَؤُااْلقُرْاَنَ فَاِنَّهُ يَاءْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًالِاَصْحَابِهِ

“Bacalah alqur’an karena pada hari kiamat dia akan datang dan memberi  syafa’at pada para pembacanya”.

اَكْثِرُوامِنْ تِلاَوَةِ اْلقُرْاَنِ فِي بُيُوْتِكُمْ فَاءِنَّ اْلبَيْتَ الَّذِي لَا يَقْرَؤُفِيْهِ اْلقُرْاَنَ يَقِلُّ خَيْرُهُ وَيَكْثُرُشَرُّهُ وَيَضِيْقُ اَهْلُهُ

Perbanyaklah membaca alqur’an di rumah kalian, karena rumah yang tidak dibacakan alqur’an didalamnya akan sedikit kebaikannya dan banyak kejelekannya serta  sempit keluarganya.

مَنْ شَغَلَهُ اْلقُرْاَنَ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْئَلَتِي اَعْطَيْتُهُ اَفْضَلَ مَا اُعْطِيَ السَّائِلِيْنَ

Barang siapa yang sibuk membaca alqur’an sehingga tidak berdzikir dan tidak berdo’a kepadaku . maka dia akan aku beri dengan pemberian yang lebih utama dari pada orang-orang yang meminta atau berdo’a kepadaku.

 وَمَنْ قَرَاءَ اْلقُرْاَنَ حَتَّى يَحْتِمُهُ  كَا نَتْ لَهُ عِنْدَا للَهِ دَعْوَةً مُسْتَجَا بَةً اِمَّا مُعَجَّلَةً وَاِمَّا مُؤَجَلَةً 

Barang siapa membaca alqur’an sampai khatam maka di sisi Allah menjadi do’a yang mustajabah adakalanya di segerakan di dunia adakalanya di akhirkan di akhirat.

اِذَ خَتَمَ اْلعَبْدُ اَلْقُرْاَنَ صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ خَتْمِهِ سِتُّوْنَ اَلْفِ مَلَكٍ

Jika seorang hamba khatam membaca alqur’an maka disitu ada 60.000 ribu malaikat yang memohonkan ampunan kepada Allah SWT.


PP. An-nur II Bululawang menggemah Sholawat

Santri Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning ( STIK) An-nur II Al murtadlo menambah pengalamannya sebelum lulus dan terjun pada masyarakat dengan membuat Olimpiade dan Festifal Banjari Se-Jawa timur. Untuk memantabkan acara tersebut santri bekerja sama dengan IPNU-IPPNU Bululawang dengan tema Momentum Maulid Nabi Muhammad Menambah kecintaan dan ketauladanan Santri dan Pelajar.

Pada Ahad (11/1) Olimpiade Bahasa Arab dan Seni Kaligrafi ini dilaksanakan. acara pembukaanpun berlangsung pukul 09.00 WIB. yg dibuka langsung oleh Muspika Setempat  Dan Festival Banjari pun di mulai tepat pukul 11.00 WIB dan selesai pukul 02.00 dini hari, Dengan 80 peserta dari wilayah di jawa timur. penampilan pesertapun ditutup oleh peserta terakhir sekaligus peserta terbaik 1 yaitu group Zero Faza dari Sidoarjo.

Kolaborasi antara Pelajar yang tergabung dalan IPNU-IPPNU dengan Santri Pesantren An-Nur II ini adalah merupakan permulaan yang baik, sehingga dengan kolaborasi ini menjadikan IPNU-IPPNU kembali pada sejarah berdirinya. Dahulu yang mulanya adalah ISNU ( Ikatan Santri NU).

Pelajar dan santri itu adalah sama, “ IPNU/IPPNU yo santri, Santri yo IPNU/IPPNU” yang membedakan adalah tempat tinggalnya saja, akan tetapi keduanya adalah generasi bangsa yang harus benar-benar disiapkan untuk menjadi pemimpin bangsa ini yang tentunya Beriman, bertakwa dan berakhlakul karimah, 


Dan yang tidak kalah menarik adalah sambutan MUSPIKA Bulululawang Khususnya KAPOLSEK yang menaruh banyak harapan untuk Festival tersebut ditingkatkan jenjangnya yang lebih tinggi missal Nasional, motivasi dan apresiasi yang luar biasa untuk Pelajar dan Santri yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Uama’ (IPNU) dan juga IPPNU. 

Thursday, 11 September 2014

Festifal Sholawat Hadrah


 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys