Selamat Datang di Web:

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
BULULAWANG-MALANG-JAWA TIMUR

Sunday, 29 May 2011

Artikel

MELESTARIKAN BUDAYA

SAMBIL LIHAT SETAN MARAH-MARAH





Rekan-rekanita para sahabat dan saudara semua se iman dan se bangsa bernegara. Kita semua memahami betapa banyak dan beranekaragam budaya yang di Indonesia. Misal senibudayayang ada di Pulau Jawa saja. Ada Reog Ponorogo, Ondel-ondel, Kuda lumping, wayang kulit dan golek, nyekar, yang paling terkenal di malang ada Banteng-bantengan (maap aku gtahu nama kerennya), dan masih banyak lainnya yang tidak bisa saya sebut karenaketerbatasan pengetahuan saya.

Sebelum kita lanjutkan pembahasan tentang pelestarian seni budaya di Indonesia marilah kita satukan persepsi dahulu tentang seni budaya. Anggab terlebih dahulu budaya adalah warisan nenek moyong kita.

( by the way yang pake kopyah itu adalah Anak IPNU Bululawang Bahkan dewan rekun yang berprofesi menjadi ketua jin, haa......ha.... ha.... maap ketua bantengan maksut saya. trus lestarikan budaya rekun Aris Priyono. No telp 7574475-081332054294 yang ingin mendatangkan rombongannya untuk hiburan rakyat silahkan hubungi beliau. saudara Aris juga memiliki hiburan lainnya yaitu SAAAAAKEEEEERAAAA)


Selanjutnya pentingkah atau perlukah seni budaya itu dilestarikan????. Pertanyaan yang simpel tapi jawaban tersebut masih belum bisa mewakili jati diri bangsa. Dikarenakan perbedaan latar belakang pendidikan, ekonomi, agama dan yang paling

ekstrim latar belakang aliran-aliran dalam satu agama. Yang saat ini sangat familiar terdengar ditelinga kita yaitu aliran keras. Kita di sini tidak membahas aliran keras karena itu juga masih simpang siur.

Oleh karena itu, marilah kita sepakat terlebih dahulu melestarikan seni budaya itu sangatlah penting. Kita sebagai bangsa dengan jejak perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya lo

kal seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita. Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama.

Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable). Jadi bukan pelestarian yang hanya mode sesaat, berbasis proyek, berbasis donor dan elitis (tanpa akar yang kuat di masyarakat). Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para pakar pelestarian harus turun dari menara gadingnya dan merangkul masyarakat menjadi pecinta pelestarian yang bergairah. Pelestarian jangan hanya tinggal dalam buku tebal disertasi para doktor, jangan hanya diperbincangkan dalam seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi para orang kaya. Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat. Pelestarian harus diperjuangkan oleh masyarakat luas (Hadiwinoto, 2002: 30).

Singkat kata pelestarian akan dapat sustainable jika berbasis pada kekuatan dalam, kekuatan lokal, kekuatan swadaya. Karenanya sangat diperlukan penggerak, pemerhati, pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi

melaksanakan pelestarian, antara lain:

1. Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan budaya yang diwarisinya dari generasi sebelumnya;

2. Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus bangsa terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa melalui pewarisan khasanah budaya

dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat, dikenang dan dihayati;

3. . Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkunganbudaya;

4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan kesejahteraan pengampunya; dan

5. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi dari jatidiri suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang kuat.

1. Macam Budaya dalam prespektif warga Islam

Rekan-rekanita dan sahabat2ku semuanya. Tidak lah kita pungkiri bahwasanya seni budaya lokal kita sangatlah sarat dengan klenik atau juga berbau mistis. Kita contohkanlah budaya yang paling merakyat yaitu Kuda lumping dan Banteng-bantengan. Siapa orang yang g suka?????, bahkan anak kecilpun suka mereka tidaklah takut atau takut tapi gemess.

Budaya dalam contoh ini kita menganggab daya terik terdapat dalam ketidak sadaran atau amarah yang meluap-luap seperti harimau ataupun banteng. Kenapa mereka bisa marah seperti itu????. Kata orang-orang pasti menjawab karena dirasuki oleh harimau gaib, kuda ghaib dan lain sebagainya. Kita pakai nama kesurupan aja dech.

Ayo kita berdiskusi tentang bagaimana hukumnya bermain dengan makhluk ghoib???? Klo para ustad di tempat saya bilang. Orang yang berkawan setan hukumnya haram. Okelah haram, berarti dosa kalo melakukannya, berarti juga dosa orang yang melihatnuya dan berarti dosa melestarikannya.

Teman-teman tolong beri komentar supaya saya dapat inspirasi untuk melanjutkan artikel ini... ( aku tungggu kerrrrrrr ))

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys